Selalu Merasa Waktu Tidak Pernah Cukup? Lakukan Hal Ini

Selalu Merasa Waktu Tidak Pernah Cukup? Lakukan Hal Ini

"Aku ingin begini - aku ingin begitu". Banyak hal yang ingin diakukan dan selesaikan. Tapi...kenapa ya rasanya waktu tidak pernah cukup?

Selalu Merasa Waktu Tidak Pernah Cukup? Lakukan Hal Ini – Perkenalkan Rahma, wanita “dewasa-tanggung” berusia 25 tahun yang saat ini bekerja sebagai seorang freelancer pembuat konten.

Sebagai seorang pekerja lepas, Rahma memiliki lumayan banyak klien, karena kuncinya semakin banyak klien, semakin banyak pekerjaan, maka semakin banyak juga pundi-pundi yang didapatkan.

Walaupun tidak menentu, tapi penghasilan Rahma tiap bulannya bisa menghidupi dirinya sendiri, bahkan ia mampu menyisihkan sebagiannya untuk ditabung.

Setelah sekitar kurang lebih 5 tahun, Rahma mulai merasa jenuh karena terus-menerus membuat konten untuk klien atau perusahaan.

“Aku merasa kehilangan diriku, terus-menerus membuat hal (dalam hal ini konten) untuk orang lain. Ibaratnya bisnis mereka tumbuh, tapi aku sebagai manusia hanya diam di tempat”, begitu pikirnya.

Maka dari itu, akhirnya Rahma memutuskan membuat konten untuk dirinya sendiri. Sesuatu yang memang ditujukan untuk dirinya, lebih bebas, tanpa terikat adanya aturan dan standar dari klien atau perusahaan.

Akhirnya, tak hanya sekadar menulis, Rahma juga mulai mencoba hal baru seperti videography, photography dan lain sebagainya.

Hal tersebut mulai membangkitkan sisi “passionate” dari Rahma. Dia sangat senang bisa melakukan hal baru.

Lalu, di sinilah konflik baru dalam dirinya muncul.

Rahma sangat senang melakukan dan mencoba hal baru, tetapi di satu sisi ia juga harus terus bekerja membuat konten untuk klien-kliennya.

Sampai akhirnya Rahma mengeluh, “kenapa ya waktu tidak pernah cukup?”

Rahma ingin melakukan banyak hal, mengeksplor hobi barunya sekaligus bekerja untuk memenuhi kebutuhan, tetapi rasanya waktu tidak pernah cukup, bahkan 24 jam terasa kurang.

***

Melihat dari kisah Rahma, apakah ada di antara kamu yang merasakan hal sama yaitu merasakan waktu tidak pernah cukup?

Fenomena ini memang tidak hanya menyerang Rahma sebagai pekerja lepas, tetapi banyak pekerja kantoran atau bahkan mahasiswa juga merasakan hal ini.

Lalu, bagaimana selanjutnya? Apa yang harus kita lakukan?


Lakukan Hal Ini Jika Kamu Merasa Waktu Tidak Pernah Cukup

1. Mengatur Kembali Waktu, Sesuaikan Dengan Keadaan

waktu tidak pernah cukup

Gambar: Shutterstock

Mari belajar dari kasus Rahma.

Satu hal yang menyebabkan iya merasa waktu tidak pernah cukup adalah karena ia mencoba hal baru namun ia tidak menyesuaikannya dengan jadwal sebelumnya.

Alih-alih, ia hanya menambah kegiatan baru, namun dengan aturan jadwal seperti biasa.

Kalau kamu sudah merasa waktu tidak pernah cukup, hal pertama yang dilakukan adalah mengatur ulang waktu dan jadwalmu.

Dengan mengatur ulang waktu dan jadwal, kamu pun bisa menjalani kegiatan dengan lebih rapi kedepannya.

Ibaratkan waktu adalah sebuah koper, dan seluruh kegiatan kamu sebagai bajunya.

Jika baju tersebut tidak disusun dengan rapi, tentu koper tak akan bisa memuat semuanya.

Lalu bagaimana, dong?

  1. List semua hal yang yang menjadi rutinitas kamu. Hal-hal yang pasti kamu lakukan setiap harinya.
  2. Masukan juga hal-hal baru yang ingin kamu lakukan. Ada pekerjaan sampingan selain kantor? Catat juga.
  3. Buat tenggat waktu, kapan harus melakukan dan kapan harus selesai.

Misalnya, setiap harinya kamu harus mengerjakan pekerjaan rutin mulai dari jam 9 pagi, dan pada jam 5 sore harus sudah menyelesaikannya.

Jika belum selesai, kamu harus “memaksa” diri untuk menyudahinya.

Alasannya? karena ada hal lain yang menunggu untuk kamu kerjakan.

Jika kamu “nanti-dulu”, niscaya perasaaan waktu tidak pernah cukup kamu akan terus berulang.

Setelah istirahat dan makan malam, mulailah lagi mengerjakan hal lainnya pada jam 7 malam sampai dengan misalnya jam 10 malam.

Kamu bisa menyesuaikan skema di atas sesuai dengan kegiatan kamu.

Jika kamu merupakan pekerja kantoran, mulai belajar untuk tidak bekerja lembur. Sehingga, kamu bisa pulang tepat waktu dan memiliki work-life balance.

Pelajari lebih dari 100.000 topik baru sesuai jadwal kamu, kapanpun, dimanapun. Daftar sekali, dapat akses seumur hidup.


2. Buat Agenda dan Skala Prioritas

waktu tidak pernah cukup buat agenda

gambar: shutterstock

Hal selanjutnya sangat sederhana dan tradisional, tapi bisa membantu kamu untuk mengatur waktu dengan lebih baik.

Siapkan satu buku khusus, tidak perlu bagus, pakai saja yang sudah kamu miliki.

Buatlah agenda akan hal-hal apa yang perlu kamu lakukan dalam satu hari.

Setelah itu, tentukan skala prioritas dari hal-hal tersebut.

Hal ini, bisa membuat kamu mengetahui apa hal penting yang sebenarnya perlu kamu prioritaskan.

Kuncinya, jika kamu merasa banyak hal penting atau prioritas yang harus dilakukan sekaligus dalam satu waktu, bisa jadi sebenarnya hal itu bukanlah hal penting.

Alih-alih mengerjakannya, lebih baik kamu menyingkirkannya terlebih dahulu.

Coba buat daftar, kira-kira mana hal yang urgensinya lebih besar?

Jika semuanya besar, tentukan lagi, mana kira-kira yang memiliki impact lebih besar untuk hidupmu dan tujuan hidupmu?

Hey Kamu yang Super Sibuk, Ini Cara Membagi Waktu Antara Freelance dan Full Time

Hey Kamu yang Super Sibuk, Ini Cara Membagi Waktu Antara Freelance dan Full Time – Zaman... Read More


3. Tidur Tetap Penting, Jangan Sampai Mengurangi Waktu Istirahat

waktu tidak pernah cukup - jangan kurangi waktu tidur dan istirahat

Mentang-mentang kamu merasa 24 jam tidak cukup, lantas dalam berkegiatan kamu malah mengurangi waktu istirahat terutama tidur.

It’s a big NO!

Selalu ingat, bahwa tidur adalah hal produktif juga, lho.

Dengan istirahat dan tidur yang cukup, kamu bisa kembali berenergi dan tentu bisa menyelesaikan semua pekerjaan atau hal lainnya dengan lebih baik.

Bahkan, bukan tidak mungkin kamu bisa lebih cepat menyelesaikannya sehingga waktu kamu untuk “bebas” dari rutinitas menjadi lebih banyak.

Jadi, jangan sampai kamu mengorbankan waktu istirahat dan tidur, ya.

Kalau kamu sampai kekurangan dua hal tersebut, alih-alih produktif kamu bisa terkena burn-out yang mengancam kondisi psikis kamu.


4. Jangan Menjadi “Yes People”

waktu tidak pernah cukup - yes people

gambar: shutterstock

Selalu meng-iya-kan hal yang datang kepada kamu juga dapat membuat kamu kehilangan keseimbangan antara our-time dan me-time.

Hal itulah, yang membuat kamu merasa, “kok 24 jam terasa kurang, ya untuk mencoba hal baru, dan melakukan pekerjaan sampingan?”

Kamu yang membaca artikel ini, mungkin memiliki tendensi untuk menerima apapun yang datang padamu.

Kamu melakukannya karena merasa bisa, mampu, dan ingin melakukannya.

Tidak apa merasa seperti itu, tapi pastikan kamu memutuskan berkata “iya”, di waktu yang tepat.

Jika memang keadaan tidak memungkinkan kamu untuk melakukannya, walaupun kamu mau. Berbijaksanalah untuk tidak menerimanya di saat sekarang.

Tak hanya soal pekerjaan, begitupun saat kamu bersosialisasi dengan teman-teman.

Misalnya, kamu diajak untuk pergi atau hangout, namun saat itu kamu memiliki jadwal yang sudah direncanakan sebelumnya.

Jangan hanya karena merasa “tidak enak”, lantas kamu mengorbankan rencana yang sudah kamu tentukan.

Tolak dengan halus ajakannya, dan jelaskan kenapa kamu tidak bisa ikut. Teman yang baik pasti mengerti, kok.

Bila perlu, kamu juga bisa merencanakan hari lain untuk bertemu dengan mereka di lain waktu sebagai gantinya.

Nah, di saat itu, cobalah untuk konsisten dengan rencana tersebut.


5. Cegah Adanya Kebocoran Waktu

waktu tidak pernah cukup - kebocoran waktu

gambar: shutterstock

Apa itu kebocoran waktu?

Kebocoran waktu, biasanya terjadi ketika kamu memikirkan satu hal namun tidak segera melakukannya.

Contoh kecilnya, ketika kamu menjatuhkan barang saat sedang berjalan di kamar, kamu malah melewatinya.

Padahal, bisa saja kamu langsung menaruh barang tersebut ke tempatnya kembali.

Nah, dalam hal pekerjaan misalnya kamu tahu bahwa harus mengerjakan A, karena memang hal itu tertulis di agenda milikmu.

Tapi, kamu tidak melakuannya segera karena sedang streaming youtube atau bermain media sosial.

Kalau sudah begini, waktu yang sebenarnya memang tidak cukup, atau diri kita yang selalu menunda dan penuh excuse?


6. Mengatur Gadget yang Dimiliki

waktu tidak pernah cukup - kontrol gadget

gambar: shutterstock

Berhubungan dengan poin sebelumnya, di mana seringkali kita jadi menunda sesuatu yang harusnya dilakukan karena adanya gadget terutama media sosial.

Tidak salah sebenarnya, tapi perlu diketahui bahwa bukan hal yang rahasia kalau media sosial menimbulkan “ketagihan”.

Hal tersebut, membuat kita berlama-lama menggunakannya. Akhirnya, malah menimbulkan kebocoran waktu seperti yang dibahas pada poin sebelumnya.

Itulah alasan, kamu harus mengontrol atau mengatur penggunaan gadget yang dimiliki.

Ingat, smartphone, Smart People. Sudah seharunya, diri kita yang menjadi lebih pintar dari sebuah gadget.

Kamulah yang harus mengontrolnya, bukan sebaliknya.

Berikut adalah hal yang sudah aku lakukan, dan membantu untuk mengontrol penggunaan gadget terutama media sosial tanpa perlu meng-uninstallnya. 

  1. Matikan seluruh notifikasi media sosial. (Hal ini paling ampuh, lho)
  2. Mute Whatsapp group chat pada jam kerja.
  3. Jauhkan ponsel dari jangkauan saat sedang bekerja.

Tiga hal sederhana di atas, mungkin bisa kamu terapkan pelan-pelan.


7. Tenangkan Pikiran, Lakukan Dahulu Apa yang Harus Dilakukan

waktu tidak pernah cukup - tetap tenang

gambar: shutterstock

“My brain has too many tabs open”

Banyak hal yang ingin atau harus dilakukan, dan seringkali itu membuat kamu banyak pikiran dan kalut = overthinking.

Akhirnya, alih-alih mengerjakan apa yang ada dalam pikiran, kamu malah rebahan karena pusing sendiri.

Tarik napas..buang napas..

Tenangkan pikiran, tak perlu memikirkan banyak hal. Lebih baik, kerjakan apa yang memang bisa kamu kerjaan sekarang.

Semua hal-hal yang kamu pikirkan itu bisa senang hati mengantre, kok.

Selesai satu hal, barulah kamu sentuh hal lainnya.

Multi-tasking memang kemampuan yang bagus, tapi dalam praktiknya, hal tersebut malah membuat pekerjaan tidak berjalan dengan maksimal, lho.

Cegah Burnout Dengan 5 Kiat Ini Agar Tetap Bahagia

Cegah Burnout dengan 5 Kiat Ini agar Tetap Bahagia – Burnout syndrome adalah kondisi psikologis... Read More


8. Hal Baru Muncul Saat Sedang Mengerjakan Sesuatu? Catat Dulu

waktu tidak pernah cukup - catat ide di notes

gambar: shutterstock

Ide muncul kapanpun ia mau, dan seringkali tidak bisa diprediksi.

Bahkan, ketika kamu sedang mengerjakan sesuatu, bukan tidak mungkin kamu akan menemukan hal baru muncul di kepalamu, yang bisa menjadi jawaban akan pertanyaan kamu selama ini.

Tunggu, jangan menghentikan pekerjaan yang sedang kamu lakukan.

Melainkan, catat dulu hal tersebut di buku atau notes milikmu.

Kalau kamu menghentikan pekerjaan, dan beralih mengeksplor hal baru tersebut, bisa membuat waktu kamu berantakan.

Jadi, selesaikan dulu hal yang sedang kamu lakukan, baru beralih ke hal baru tersebut.

Ide baru tersebut bisa menunggu dan tidak akan hilang, kan sudah kamu catat.


9. Selalu Ingat, Kamu Tak Bisa Melakukan Semuanya Sekaligus

waktu tidak pernah cukup - semua butuh waktu

gambar: shutterstock

Sudah melakuan semua hal di atas, namun masih merasa kekurangan waktu?

Kalau begitu, kamu harus menerima bahwa: kamu tidak bisa mengerjakan semua hal tersebut hanya dalam waktu 24 jam.

Dalam satu bulan ada 30 hari, dan dalam seminggu ada 7 hari.

Tidak harus semua hal kamu kerjakan dalam 24 jam, jadi mulailah untuk membagi saja kapan harus mengerjakan hal A dan B di waktu yang berbeda.

Pada akhirnya, kamu harus mengerti bahwa semua hal butuh proses dan kamu harus menekan hawa napsu kamu untuk melakukan semua hal dalam satu hari hanya karena ingin cepat sampai ke puncak.

Dalam kasus ini, alih-alih kerjanya dipercepat, akan lebih baik kalau kamu kerja dengan konsisten dan secara terus – menerus.


10. Tetap Sempatkan Waktu untuk Berkomunikasi Dengan Teman

waktu tidak pernah cukup - bersosialisasi

gambar: shutterstock

Jangan membatasi pergaulan dengan teman-teman kamu, hanya karena kamu merasa waktu tidak pernah cukup.

Sempatkanlah diri kamu untuk tetap berkomunikasi, sekadar mengobrol, bertukar pikiran atau melakukan hal hiburan dengan teman-teman.

Tentu saja, kegiatan tersebut juga harus kamu lakukan dengan penuh kontrol. Jangan sampai berlebihan dan akhirnya membuat kamu keteteran melakukan hal yang lebih penting.

Bertemu dengan teman-teman kamu, tidak hanya bisa menghilangkan stress kamu, tetapi juga bisa saja memberikan kamu insight baru dari hasil mengobrol dengan mereka.

Tak menutup kemungkinan, bisa saja kamu menemukan pekerjaan sampingan atau mendapatkan teman lain untuk mencoba hal baru yang ingin kamu geluti.

Jadi, jangan jadi orang ansos hanya karena kamu merasa tidak punya waktu, ya.

15 Kebiasaan yang Bisa Membuatmu Lebih Pintar

15 Kebiasaan yang Bisa Membuatmu Lebih Pintar

15 Kebiasaan yang Bisa Membuatmu Lebih Pintar - Setiap manusia berhak menjadi pintar. Dan setiap ... Selengkapnya


11. Miliki Pola Pikir yang Kuat untuk Berubah

waktu tidak pernah cukup - pola pikir kuat

gambar: shutterstock

Semua hal-hal yang sudah aku jabarkan di atas, tentu tidak akan berjalan dengan baik kalau kamu tidak memiliki pola pikir kuat untuk berubah.

Benar, kita tidak bisa mengubah waktu, jadi jika kamu merasa waktu tidak pernah cukup. Hal yang bisa kamu lakukan adalah mengubah kebiasaan.

Paham kok, membangun sebuah kebiasaan baru memang tidak pernah mudah, tapi bukan berarti kamu tak mampu.

Hal-hal yang aku bahas di atas, juga belum 100% semua aku terapkan.

Tulisan ini aku buat semata-mata sebagai pengingat diriku sendiri, dan ingin membagikannya kepada kamu pembaca kerja lepas.

Jadi, yuk semangat untuk menjadi lebih berkembang dari sebelumnya!

Semoga berhasil 🙂

Firda Nur Asmita
Bangun Karir Impian Di Mana pun, Kapan pun

She creates content to feel contented. And It would be great if it also gives a relatable impact on others. :)

Artikel Terkait