Freelancer, Ini Cara Tepat Membuat Rate Card Beserta Contohnya

Cara Membuat Rate Card Beserta Contoh Rate Card – Kalau kamu sampai pada artikel ini, bisa saja kamu adalah seorang yang baru saja memulai karir sebagai seorang freelancer atau pekerja lepas.

Oh, bukan?

Kalau begitu, mungkin saja kamu adalah seorang pekerja kantoran yang ingin memulai pekerjaan sampingan untuk mencari uang tambahan.

Masih salah?

Yasudah, apapun alasan kamu, sekarang kita akan membahas bagaimana caranya membuat rate card.

Bagi seorang freelancer, rate card adalah kunci hidup-mati, terasa menyeramkan? Tapi memang benar demikian.

Baca Juga: Apakah Anda Sedang Berjudi atau Berinvestasi? Ketahui Perbedaan Keduanya

Menentukan rate card yang tepat, bisa membuat seorang freelancer menjalankan hidupnya dengan nyaman.

Salah membuat rate card? Selamat menikmati makan-mie-instan-sebulan.

Kenapa kita harus punya rate card? Apa sih gunanya?

Secara sederhana, rate card berarti daftar harga freelance atas jasa-jasa yang kamu berikan kepada klien.

Tidak ada rumus spesifik perihal ini, karena berapa harga freelance kamu, ditentukan dari seberapa besar kemampuan kamu, seberapa lama sepak terjang serta pengalamanmu di industri tertentu dan lain sebagainya.

Sayangnya dalam praktiknya, membuat rate card tidak semudah itu, khususnya untuk kamu yang pemula.

Menentukan rate card yang terlalu mahal, bisa menutup datangnya klien potensial.

Sementara membuat rate card terlalu murah, dapat menurunkan standar, pendapatan, dan citra freelancer di mata klien.

Nah, maka dari itu sebelum mulai membuat rate card, coba untuk renungi hal-hal berikut ini dulu, ya.

---

Hal-Hal Ini Perlu Diketahui Supaya Bisa Membuat Rate Card yang Tepat

1. Bagaimana Harga Jasa di Pasaran?

Langkah pertama membuat rate card, coba kamu lakukan survey terlebih dahulu.

Cari tahu berapa sebenarnya standar harga yang proper, di pasaran.

Dengan melakuan hal ini, bisa menghindari kamu menentukan harga freelance yang terlalu tinggi atau rendah.

Tak hanya itu, hal ini juga bisa menjaga stabilitas harga di kalangan freelancer yang bidangnya sama denganmu.

Kamu bisa bertanya di forum freelancer untuk mengetahui harga pasaran.

Cara lainnya, kamu juga bisa mengecek di situs penyedia jasa freelancer yang saat ini banyak tersedia secara online.

Sekalian, kamu juga bisa membuat akun di situs tersebut untuk memasarkan jasamu.

---

2. Apa Sistem yang Kamu Anut? Per-project atau Per-jam?

Selanjutnya kamu bisa menentukan sistem pembayaran yang ingin digunakan dalam membuat rate card nantinya.

Biasanya ada dua sistem yang diberlakukan para freelancer, yaitu pembayaran per-project atau per-jam.

Jika menggunakan sistem per-project, kamu akan dibayar berdasarkan project yang dikerjakan.

Sedangkan sistem per-jam, pembayaran akan berdasarkan berapa lama kamu mengerjakan project tersebut.

Sebenarnya, kamu bebas memilih sistem yang sesuai preferensi.

Tapi, sebagai referensi jika kamu memasarkan jasamu untuk orang Indonesia (dalam negeri), sebaiknya memilih sistem per-project.

Alasannya, karena “orang kita”, masih jarang menggunakan pembayaran per-jam.

Sebaliknya, jika kamu menargetkan orang luar negeri, sistem per-jam dapat layak kamu gunakan.

Cara Menghitung Harga Freelance Per-Jam

1. Tentukan taget pendapatan bersih tahunan yang dituju.

Misalnya: Rp 60,000,000.

2. Hitung biaya pengeluaran:

Seperti listrik, internet, dan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan.

Perlu juga untuk menyisihkan biaya tunjangan kesehatan dalam satu tahun.

Katakanlah biaya ini adalah sebesar Rp20,000,000

3. Hitung perkiraan kasar target pemasukan pertahun:

Dengan menambahkan dua hal di atas.

Contoh: Rp60,000,000 + Rp20,000,000 = Rp80,000,000

4. Kalkulasikan berapa lama jam kerja efektif kamu dalam setahun

Misalnya seperti ini:

• Kamu menentukan 5 hari kerja, jadi selama setahun total ada 260 hari kerja.
• Dengan jam kerja normal yaitu 8 jam sehari, maka dalam satu tahun total jam kerjamu adalah 2080 jam.
• Kurangi dengan libur nasional dan cuti bersama yang biasanya mengambil 20 hari dalam setahun. Maka, waktu kerja kamu dikurangi 160 jam untuk hal ini menjadi total 1920 jam.
• Jangan lupa untuk memasukan liburan pribadi. Misalnya, 10 hari dalam setahun, maka kurangi jam kerja kamu sebesar 80 jam.
• Sisihkan waktu juga untuk keadaan darurat seperti sakit atau keperluan mendakak, misalnya 5 hari. Maka, jam kerja kamu akan kembali dikurangi lago 40 jam.
• Sebagai freelancer, tak sepenuhnya waktumu dipakai untuk mengerjakan project. Ada juga keperluan lain seperti meeting, dan revisi. Jadi, sisihkan kira-kira 25% dari waktu untuk keperluan ini.
• Akhirnya, jika ditotal, maka waktu efektif kamu bekerja adalah 1350 jam per tahun.

5. Hitung tarif per-jam:

Dengan cara membagi target pendapatan tahuan dan jumlah jam efektif bekerja.

Jika memakai data di atas maka tarifnya adalah: Rp80,000,000/1350 jam = Rp59,000/jam.

---

Cara Menghitung Harga Freelance Per-Project

Tarif sistem per-project, memang tidak bisa sejelas sistem per-jam.

Tapi, kamu bisa mencari jalan tengahnya dengan cara memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan project tersebut.

Setelah itu, kalikan dengan acuan tarif per jam yang sudah dibahas pada poin sebelumnya.

Misalnya, project yang kamu kerjakan akan selesai dalam waktu 8 jam atau 1 hari kerja.

Maka tarif project tersebut adalah Rp59.000 x 8 = Rp472.000

Pastikan perhitungan ini akurat ya, supaya kamu tidak merugi.

---

3. Bagaimana Project yang Diberikan Calon Klien?

Langkah ketiga, “selidiki” dahulu bagaimana project yang akan kamu pegang nantinya.

Kamu harus memperhatikan informasi atau ketentuan yang ditetapkan oleh calon klien perihal project tersebut.

Jadi apa saja hal yang harus kamu ketahui? Terapkan 2 hal berikut.

Pertama, cari tahu berapaa biaya atau budget yang mereka alokasikan untuk project ini.

Semakin besar budget yang mereka punya, kesempatan kamu menentukan rate card tinggi juga semakin besar.

Kedua, tanyakan tujuan atau goal yang ingin mereka capai.

Ya, bisa dibilang kamu harus tau apa target atau KPI yang mereka harapkan dari kamu.

Lalu dari situ, kamu bisa mengira sanggup atau tidak kamu memenuhinya?

Jika sanggup, seberapa besar effort yang kamu kerahkan?

Hal-hal ini tentu akan mempengaruhi kamu dalam menentukan harga freelance.

---

4. Bagaimana Kapasitas Skill yang Kamu Miliki?

Setelah mengetahui informasi tentang klien dan project, hal penting lainnya adalah melihat kemampuan yang kamu miliki.

Perihal ini, kamu harus betul-betul sadar dan jujur akan kemampuan yang kamu miliki.

Jika memang skill milik kamu masih belum terlalu mumpuni, sebaiknya jangan membuat rate card harga terlampau tinggi.

Hindari untuk berbohong atau menipu klien perihal skill hanya untuk mendapat bayaran tinggi.

Kamu bisa tidak dipercaya klien, dan bahkan dijauhi.

Lagipula nantinya akan terlihat kok bagaimana hasil akhirnya.

Kalau memang kamu memiliki kemampuan yang berkualitas, klien pasti tak segan untuk mengajakmu terus saat ada project baru, kok.

Ingat, project baru berarti cuan baru.

Lalu, kejujuran adalah salah satu kunci keberhasilan dalam berkarir sebagai freelancer.

---

5. Jangan Lupa Perihal Pajak yang Harus Dibayar

Seperti halnya profesi lainnya, freelancer juga pekerjaan yang wajib terkena pajak.

Maka dari itu, jangan lupa untuk memasukan indikator ini dalam membuat rate card harga freelance kamu.

Dari sekarang, cari tahu informasi berapa persen pajak yang harus dibayarkan seorang freelancer.

Bagaimana cara menghitungnya dan berapa standar minimal freelancer untuk membayar pajak penghasilan.

---

6. Boleh Negosiasi Harga, Asalkan…

Asalkan kamu dapat memberikan alasan-alasan logis kenapa kamu membuat rate card dengan harga tersebut kepada klien.

Terkadang ada saja kejadian klien keberatan menerima harga freelance yang telah kamu tetapkan.

Klien biasanya meminta freelancer menurunkan harga jasa lebih rendah, sementara freelancer merasa harganya sudah layak,

Jadi, tidak apa jika kamu ingin melakukan negosiasi.

Jika klien masih kekeh menolak, coba temukan jalan tengah dan solusi agar kalian win-win solution.

---

7. Bisa Juga Kalau Ingin Menetapkan Harga Tinggi, Tapi…

Tapi pastikan kemampuan serta kredibelitas yang kamu miliki sejalan dengan harga tinggi milikmu.

Kalau kamu memiliki kemampuan yang mumpuni, tentu klien tak akan terlalu keberatan untuk membayar kamu dengan harga tinggi.

Jika memang klien keberatan dengan harga tinggi tersebut kamu bisa menjelaskan alasannya.

Misalnya, kamu memiliki pengalaman dan jam terbang yang tinggi karena itu kamu pun layak dihargai tinggi.

Tapi, jika klien masih menolak, jangan dipaksa dan tak ada salahnya mencari klien lain yang mau membayarmu dengan harga tinggi.

---

Cara Membuat Rate Card Dengan Rumus

Memang tidak ada rumus spesifik untuk menentukan rate card tetapi kamu bisa menghitung pengasilan ideal versimu sebagai acuan.

Caranya, kamu dapat menggunakan sistem Minimum Acceptable Rate (MAR).

Berikut caranya:

---

6 Contoh Rate Card Freelance untuk Inspirasi Kamu

Setelah mengetahui bagaimana langkah-langkah membuat rate card, sekarang saatnya kamu mengeksekusi rate card tersebut.

Memang, rate card bisa saja hanya dibikin pada microsoft word atau excel, tapi tidak ada salahnya untuk lebih mendesain rate card agar lebih menarik.

Berikut ini kami tampilkan beberapa tempate contoh rate card yang bisa dijadikan inspirasi.

1. Desain contoh rate card simple, cocok untuk kamu yang tidak memiliki banyak penawaran jasa

2. Kalau kamu memiliki penawaran jasa bundling bisa mencontek desain contoh rate card seperti ini

3. Bisa juga tambahkan slogan yang menarik calon klien menggunakan jasa freelance kamu

4. Kalau rate card milik kamu memiliki banyak penawaran jasa, bisa mengikuti contoh rate card ini. Walaupun banyak informasi, tapi masih enak dipandang

5. Melihat contoh rate card ini, kamu dapat memasukan informasi klien yang sebelumnya kamu handle, serta alasan kamu memberikan rate tersebut.

6. Contoh rate card ini cocok untuk kamu Content Creator atau Influencer, nih

Kamu bisa menemukan template desain yang keren dan unik lainnya untuk membuat rate card di Envato Elements.

Nantinya kamu bisa mengubah isinya sesuka hati, sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu, ada banyak juga desain template menarik lainnya seperti PPT, Infografis, hingga CV.

Itulah cara membuat rate card, semoga bisa membantu kamu, ya! 🙂